Tentang waktu: 3 sifat waktu
Mengapa satu
hari berjalan begitu cepat, belum sempat aku mengucapkan selamat tidur untuk
seseorang, untuk yang dinamakan satu hari, sudah akan pergi berganti dengan
hari yang lain dan berjanji akan datang dilain waktu, di rentang waktu yang
sama, dalam rentang hitungan 24 jam yang lain. aku tahu jika “hari yang sama”
memang akan datang tapi pasti itu adalah hal yang berbeda. aku tahu itu, memang
begitu siklusnya.
Malam ini,
dipenghujung hari yang sudah siap berkemas pergi aku berpikir, bahwa waktu
adalah hal yang sangat sederhana namun begitu menjengkelkan. beberapa hari
sebelum ini waktu terasa baegitu arogan, tidak memberiku kesempatn dan
kelonggaran terhadap rentetan aktivitas yang aku rencanakan. malam ini adalah
tentang sifat waktu.
1.
Waktu si Mekanis Arogan
Waktu
adalah tik-tok-tik-tok di jam dinding, bergerak statis. satu hari adalah 24
jam/1440 menit/86400 detik.
Dari
sudut pandang waktu, manusia seolah makhluk robot, berjalan dan beraktivitas
berdasarkan waktu, tapi karena manusia hidup didalamnya, jikapun aku adalah
orang yang menolak waktu sebagai hal yang bersifat mekanis, bersifat tetap,
waktu seolah begitu menekan, sangat menekan. memaksa semua orang untuk berlaku
dan memperlakukan waktu dengan baik, seolah jika sedikit saja membangkang, waktu
akan menghukum tanpa pandang bulu. tak kenal nama, tak kenal keturunan, adat
dan tak kenal hukum, karena waktulah pemegang hukum tunggal.
Saat
hari ini berakhir pun aku tak sempat mengucapkan selamat tinggal, aku masih sibuk
melayani beberapa orang yang datang dan membayar untuk beberapa barang yang
mereka ambil disebuah swalayan. Begitu semua selesai, aku sudah berada di
diwaku yang lain, dihari yang lain.untuk keperluan yang lain.
2.
Waktu yang Moody
Bagi
sebagian orang, membakar asap rokok ditemani secangkir kopi di warung kopi
adalah kenikmatan tak terkira, satu jam serasa bagitu singkat dengan kenikmatan
dan ketenangan yang muncul di benaknya. Dan bagi sebagian yang lain yang tidak
menyukai tempat itu, satu jam duduk disitu bagai waktu seabad yang kunjung
datang dan begitu menjenuhkan, waktu? apa itu waktu, yang ku tahu sekarang
sudah mulai petang, dan hari ini akan segera berakhir untuk beberapa jam yang
akan datang.
3.
Waktu sang fana
Waktu
sebenarnya tidak ada, itu hanya ilusi, ia ada karena sebuah kesepakatan global
untuk mengendalikan manusia, suatu keinginan fundamental atas diri manusia
untuk punya kendali terhadap sesuatu, pun kendali terhadap dirinya sendiri.
Sel-sel
fisik manusia tidak mengenal yang namanya waktu, yang ia tahu hanyalah
memperbaiki diri tanpa mengenal hitungan second, manusia sendiri yang
mengadakan waktu linear dan bersedia mengikutinya. Semua ini
memang hanya bagaimana mengenal waktu dengan lebih baik, mengakui dan membuat dia bersahabat dengan beberapa hal yang aku minta darinya. Setidaknya berkat
waktu, aku mengenal istilah masa lalu, masa sekarang ,dan masa depan. Percaya
pelajaran dan juga impian. Dan dalam
memahami waktu, setidaknya kali aku mengenal bahwa waktu bukan hanya tentang
detik, menit ataupun tentang jam. Ataupun sekedar sebuah istilah dikotomi
untuk langit yang terang dan langit
gelap untuk satu harinya, tetapi juga tentang mengenal waktu dari sudut pandang
pribadi mengenai waktu yang aku ciptakan sendiri.
A....Sudahlah,
berbicara apa aku ini. Waktu, ah hanya waktu.
0 Comments