Tips menulis – Inilah 3 alasan formal seseorang melahirkan karya tulis

reganphotography-unsplash.com

Berbagai interaksi sosial yang  dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh Keterampilan seseorang dalam mengekspresikan perasaan dari dalam dirinya kepada orang lain, mulai dari interaksi verbal maupun tulis. Ketika bayi lahir hal yang pertama dia pelajari adalah mendengarkan, setelah umurnya berkembang dia akan mulai berlajar berbicara, setelah mulai memasuki usia sekolah bayi itu akan diajari untuk membaca dan setelah usianya kian berkembang, kemampuan menulis mulai diajarkan .

Jika dirangkum, Itulah empat keterampilan dasar yang kita pelajari dalam bahasa indonesia, yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

Keterampilan menulis berada dihirarki tertinggi dari kategori yang lainnya, karena menulis membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tersendiri, menulis adalah wujud pengetahuan yang dimiliki seseorang. Oleh karena itu seringkali kegiatan menulis diawali dengan proses yang lainnya dari mulai dari mengamati, mendengarkan dan membaca. Urutan kedua adalah kemampuan berbicara, terutama berbicara didepan audien dalam sebuah forum. Faktanya seseorang seringkali mampu menjadi orang besar karena mereka berhasil menguasai kedua keterampilan tersebut (read: berbicara dan menulis) dengan baik.

Dengan modal keterampilan diatas secara teknikal pengembangan dari kemampuan tersebut sangat ditentukan oleh minat dan bakat masing-masing individu, semakin diasah tentunya akan semakin tajam/mahir. Hal itu satu makna dengan salah satu petuah yang mengatakan bahwa menulis adalah pengalaman skill, semakin sering menulis atau dilatih maka kemampuan tersebut akan semakin baik. tetapi bukan itu saja, ada hal lain yang juga menjadi faktor penting kenapa seseorang ingin mempunyai karya tulisnya sendiri. Mulai dari keinginan memperoleh prestige, aktualisasi diri, meningatkan skill, kebermanfaatan, selfbranding, komunitas dan menghasilkan pendapatan.

Dari banyak alasan yang sudah disebutkan, penulis akan memilih membahasnya dari perspektif formal, karena Secara formal alasan ini lebih luas dan mampu menjangkau alasan-alasan yang sudah ada sebelumnya, itu adalah alasan personal, profesional dan alasan sosial.

1. Alasan personal

Tiada lain tidak bukan alasan ini alasan paling dasar dalam diri seseorang/calon penulis, tujuannya adalah menuangkan ide yang abstrak menjadi kata-kata yang nyata dalam bentuk karya tulis. Dalam aspek kreatif karya yang bisa diciptakan adalah novel, cerpen, otobiografi dan lain sebagainya.  Dalam hal yang lebih sederhana biasanya dalam bentuk kegelisahan maupun cuitan ringan terhadap beberapa hal yang bersifat pribadi

Tidak bisa dipungkiri bahwa seseorang bertindak pastinya karena adanya alasan yang mendasari dan tujuan yang hendak dicapai.

“Alasan dan tujuan versi kamu harusnya kamu sendiri yang harus menentukannya.”

2. Alasan profesional

Bagian ini ada hubungannya dengan pekerjaan dan tanggungjawab terhadap intansi tertentu dan berkaitan juga dengan kebutuhan pribadi dalam hal pendapatan. Adanya permintaan khusus dari pihak ketiga berupa imbalan dan keuntungan-keuntungan tertentu dari hasil tulisan yang mampu diselesaikan. Contohnya adalah Novelis, jurnalis, ilmuwan, praktisi, tutor dan profesi-profesi lainnya yang sejenis.

3. Alasan sosial

Rasa kepedulian dan tanggungjawab sosial yang tinggi memungkinkan seseorang untuk dapat memberi kontribusi terhadap perubahan keadaan dan memberikan sudut pandang lain dalam melihat persoalan dan fenomena dalam masyarakat. Misi lain dari alasan ini adalah menyebarkan virus positif, sebuah ajakan menuju perubahan yang lebih baik, menyebarkan semangat dan menebarkan inspirasi.

Dari ketiga hal tersebut, alasan personal, profesional dan sosial saling terkait. Tetapi kamu juga bisa menggambarkannya dalam bentuk piramida dengan alasan personal di hirarki paling bawah dan alasan sosial berada dipuncak hirarki.

baca juga : belajar saklek untuk membudayakan membaca dan menulis