Jangan terlalu mendengarkan pendapat orang lain

Hobi Membaca

Btw, saklek mempunyai arti positif dan negatif loh


@Thoughtcatalog/ https://unsplash.com/photos/mmWqrsjZ4Lw


            Apa pendapatmu tentang orang yang hobi membaca buku? Pintar atau sekedar rajin atau malah dianggap sok pintar dan sok rajin. Pertanyaan diatas boleh saja tidak dijawab, atau boleh saja dijawab tetapi jangan terlalu saklek dengan pilihan yang diberikan. Coba kita fikirkan hal lain dari sudut pandang yang lebih positif. Banyak orang di indonesia masih suka men-judge orang lain dengan beberapa kata yang berpotensi untuk menghambat dan membuat orang lain gagal berkembang. Misalnya:

 

“eh..Dina saja tuh, dia kan hobi baca buku, pasti pintar dong” atau, “ciee..rajinnya..mau jadi menteri ya, ko rajin banget baca buku”

 

sebuah kalimat basa-basi tetapi perlu untuk dirubah. Biarlah orang membaca dimanapun dan kapanpun tanpa perlu adanya justifikasi yang menghambat dan membatasi ruang, karena sejatinya itu adalah proses belajar, bukankah islam juga memerintahkan hal tersebut. Terkait hasil, itu urusan belakangan. Karena dampak negatif yang ada itulah sekarang kita juga mengenal istilah body shaming dan cat calling.

 

Coba kita kilas balik sebentar, data dari pemerintah menyebutkan bahwa tingkat buta huruf pada tahun 2013 sebesar 10,21% (rentang usia 5 tahun), 1.5% (usia 15-24 tahun), 5,32% (usia 25-44 tahun) dan 25,43% (rentang usia 45 tahun keatas). Sekarang mari kita bandingkan dengan masa sekarang, data terakhir tercatat pada tahun 2017 di badan pusat statistik pemerintah tercatat tingkat butu huruf indonesia adalah 4,50% (rentang usia 15 tahun), 0,94% (15-44 tahun), dan 11.08% (45 tahun keatas), yang itu artinya terjadi terjadi perubahan positif yang merupakan suatu kemajuan bagi bangsa ini, bayangkan saja jika angka itu tetap tidak berubah dari awal kemerdekaan atau berubah tetapi sangat lambat, tentu itu hal butuk yang tidak diinginkan sementara jumlah warga negara ini terus bertambah. Maka membaca merupakan bentuk syukur yang paling bagus untuk dibudayakan.

 

seperti halnya membaca, tidak semua orang suka atau tertarik (read: Hobi) pada aktivitas yang satu ini. padahal untuk era seperti sekarang ini dimana arus informasi berkembang sangat cepat, persaingan industri dan kualifikasi pekerja yang sangat ketat hingga adanya sistem kapital yang menekankan bahwa siapa yang kuat yang akan berkuasa, aktivitas membaca sudah seharusya menjadi kebutuhan dan bukan lagi dipandang hanya sebagai hobi, karena istilah hobi lebih diartikan sebagai aktivias sekunder atau bahkan tersier.

 

Menulis merupakan salah satu keterampilan yang perlu dilatih dan dibiasakan, terlebih lagi keterampilan ini merupakan salah satu indikator keilmuan seseorang dalam ranah kognitif, terkhusus untuk seorang akademisi. Walaupun menulis tidak harus dengan format yang sama dengan mereka (tetapi tetap perlu dipelajari). Seperti bagi seorang seniman/sastrawan, menulis mempunyai pola yang berbeda dari aturan baku dan penggunaan bahasa. Contoh lain yang lebih sederhana adalah menulis surat untuk pacar ataupun sahabat, seorang anak yang mengirim pesan kepada orang tua dan kegiatan menulis di buku diary yang ringan dan lebih bebas. Semua contoh aplikasi dari keterampilan ini disesuaikan dengan tujuan dan kepentingan masing-masing individu.

 

Berikut adalah beberapa hal yang mendasari seseorang untuk menulis

     1.    Kepentingan

     2.    Tujuan baik jangka pendek ataupun jangka panjang

     3.    Berbagi

Seperti hal-nya tulisan disini, tujuan utama penulis adalah jalan sambil belajar, berbagi pengalaman, ide, cerita, dan beberapa kisah yang saya anggap cukup menarik untuk dibagikan.

****

sebagaimana kita tahu bahwa menulis secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu menulis formal (menggunakan tata aturan kepenulisan dan bahasa yang baku) dan nonformal, yang membedakan keduanya adalah penggunaan bahasanya. Untuk memulai menulis tidaklah harus terlalu saklek pada tata aturan yang ada. Ada hal lain yang perlu diperhatikan, contohnya adalah membentuk kebiasaan/Habit. Otak kita perlu untuk terbiasa mengekspresikan kata-kata di kepala dan apa yang ada didalamnya dalam bentuk karya tulis. Dimulai dengan hal-hal ringan yang dibiasakan seperti menulis kegiatan dan kesan-kesan menarik di buku diary, menulis status di media sosial yang terkadang sok filosofis, tweet-tweet yang sedikit menggunakan kata-kata tetapi bermakna dan berbobot. Menuliskan keresahan dan ketidakpuasan atas suatu hal dan lain sebagainya. banyak orang sudah mempraktikannya, terutama tweet dan status, karena hal itulah situs-situs media sosial berubah menjadi perusahaan raksasa yang meraup banyak untung karena banyaknya pengguna disitus mereka. Walaupun terdapat hal negatif didalamnya tetapi tidak semuanya, masih terdapat aspek positif yang masih bisa diambil dan dipetik manfaatnya. Dalam jangka waktu tertentu akankah lebih baik jika kita mencoba untuk menuangkan isi kepala dalam jumlah kata yang lebih banyak. Tentu saja menulis dengan sedikit kata dan banyak kata adalah hal yang berbeda, tetapi untuk terus meningkatkan potensi yang ada pada diri kita, why not?

 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis

     1.    Sasaran pembaca

     2.    Media yang dipakai

 

Klasifikasi jenis tulisan berdasarkan isinya

     1.    Edukasi

     2.    Hiburan

     3.    Motivasi/inspirasi

     4.    Berita

     5.    Tips and trik

     6.    Konten pribadi

 

Cara menemukan ide:

    1.    Memaksimalkan 3 aspek dari fungsi indera pada manusia (melihat, mendengarkan, dan merasa.

     2.    Nongkrong dengan teman (konkow)

     3.    Merenung

     4.    Berpikir melawan batas tabu/melawan batas

     5.    Membaca buku

 

Tidak peduli apa kata orang, selama kita berada dijalur yang tidak merugikan orang lain dan bermanfaat dan berpotensi untuk mengembangkan skill kita. Kenapa tidak? Ada kalanya kita tidak perlu terlalu mengiyakan kata orang. Kita perlu saklek untuk hal-hal yang positif.

 

Terkadang orang bingung milih ide, bingung mau mulai darimana, sampai akhirnya tidak menemukan jawaban yang memuaskan dan badmood. Pada mulanya janganlah muluk-muluk,mulailah dari hal yang terdekat dan hal yang kita tahu. Yang kamu perlukan saat ini hanya perlu terbiasa hingga akhirnya semua menjadi kebiasaan dengan hasil yang diatas batas biasa. Ingatlah bahwa tujuan tulisan bukan hanya untuk hal-hal yang berbau uang/komersial, tetapi juga banyak yang lain diluar itu.

 

Post a Comment

0 Comments