Pengertian Akhlak + Sumbernya | Makalah Akhlak Muslim Terhadap Allas SWT

        Pengertian akhlak dan sumbernya | Makalah Akhlak muslim terhadap Allas SWT

    Potongan Naskah berikut ini adalah salah tugas makalah yang telah penulis kerjakan saat masih belajar di Yogyakarta.



image by sangga rima roman selia/Unsplash.com

Pengertian Akhlak

Secara etimologis akhlak berasal dari bahasa arab dan merupakan bentuk jama’ dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku / tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan seakar dengan kata Khaliq (pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak mencakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Dari pengertian etimologis seperti ini, akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.[1] Pengertian akhlak secara terminologi menurut para pakar di bidang ini antara lain Imam Ghazali memberikan pengertian tentang akhlak yaitu:

فا عن رة عبا لخلق في هيئة النفس را سخة عنها تصدر ل فعا الا بسهولة و يسر حا غير من الي  جة فكر ية رؤ و فان كانت الهيئة بحيث تصد رعنها الافعال الجميلة المحمودة عقلا و شرعا سميت تلك الهيئة خلقا حسنا وان كان الصادرعنها الافعال القبيحة سميت الهيئة التي هي المصد ر خلقا ئا ّ سي 5[2]

 “Akhlak adalah bentuk atau sifat yang tertanam di dalam jiwa yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu. Jika sifat itu melahirkan perbuatan yang baik menurut akal dan syariat, maka disebut akhlak yang baik, dan bila lahir darinya perbuatan yang buruk, maka disebut akhlak yang buruk.”


Senada dengan pengertian tersebut, psikolog muslim yaitu Ibn Maskawaih memberi definisi akhlak sebagaimana yang telah dikutip oleh Nasirudin M.Ag. yaitu gerakan jiwa yang mendorong melakukan perbuatan tanpa butuh pikiran dan pertimbangan[3]. Sedangkan Prof. Dr. Ahmad Amin berpendapat bahwa akhlak adalah kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bila telah melalui proses membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak[4].

Keseluruhan definisi akhlak tersebut di atas tampak tidak ada yang bertentangan, melainkan memiliki kemiripan antara satu dengan lainnya, bahkan secara substansial tampak saling melengkapi. Jadi dapat di ambil kesimpulan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa yang dapat menimbulkan perilaku yang baik dan buruk, dan untuk melakukannya tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu. Akhlak mencakup segala  pengertian tingkah laku, tabiat, peranan karakter manusia, baik dan buruk, dalam hubungannya dengan khalik atau dengan sesama makhluk.

 Ada beberapa istilah yang mempunyai kesamaan makna dengan akhlak, yaitu etika atau moral, sehingga dalam pembahasan akhlak sering muncul istilah-istilah tersebut, namun ketiganya mempunyai perbedaan. Etika ialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikir. Sedangkan pengertian moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan wajar.[5]

 Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak, etika dan moral mempunyai persamaan, yaitu ketiganya berbicara tentang nilai perbuatan manusia. Sedangkan perbedaannya etika penilaian baik dan buruk berdasarkan kepada pendapat akal pikiran, dan pada moral lebih banyak berdasarkan kepada kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat, sedangkan pada akhlak, ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk adalah Al-Qur’an dan Hadist.[6]

Baca Juga:

Ruang lingkup Akhlak dan sumbernya


[1] Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2007), cet. IX

[2]  Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, (Darul Akhya’ Kutubul Arabiyah, tt), Juz III

[3]  Nasirudin, Historisitas dan Normativitas Tasawuf, (Semarang:/AKFI Media, 2008)

[4]  Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, terj. Farid Makruf, (Jakarta: Bulan Bintang, 1998), Cet. VII

[5]  Zahruddin dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Jaya, 2004)

[6] )  Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003)

Post a Comment

0 Comments